Biografi Raden Mohamad beserta strukturnya
Sebuah Biografi
R.Mohamad
Dalam Revolusi 1945 Surabaya
Sumber : Sebuah Biografi R.Mohamad Dalam Revolusi 1945 Surabaya
Penulis : Drs.Moehkardi
Penerbit : Lima Sekawan Jakarta
R.Mohamad
Orientasi :
Haji Raden Mohamad mangoendiprojo dilahirkan pada tanggal 5 Januari 1905 di Sragen.Mohamad adalah putra ketiga dari 3 bersaudara dari pasangan Raden Ngabehi Mardjan Sastromardjono dengan R.Siti Wahjoenah atau yang biasa dipanggil ibu Ayu.Mardjan Sastromardjono yaitu ayah Mohamad terakhir bekerja sebagai Asisten Kolektur Opium Regie di Solo.Mohamad memiliki dua kakak perempuan yaitu R.Siti Aminah dan R.Siti Wahjoenah. Mohamad berasal dari keluarga priyayi yang religius kakeknya yaitu Kyai Haji Zaenal Mustofa adalah seorang ulama terkenal di Sragen.
Lingkungan Mohamad di rumah orang tuanya di Sukoharjo,diliputi suasana tradisi Jawa “Solo Jekek” (Solo Asli) yang masih memegang adat sopan santun (etika) priyayi Solo.Pada orang tua terutama pada ayahnya bila berbicara,Mohamad harus berbicara bahasa Jawa halus yang khusus digunakan untuk menghadapi orang yang lebih tinggi derajat sosialnya.Dan juga bila orang tuanya duduk di kursi,dihadapannya Mohamad tidak diperkenankan duduk di kursi dihadapan ayahnya.
Awal abad 20 pemerintah Hindia Belanda mulai menyelenggarakan sekolah Bagi anak-anak Bumiputra.Sebagai orang tua Sastromardjono ayah Mohamad bercita-cita ingin agar putranya kelak menjadi priyayi yang terpandang.Kemudian Sastromardjono menyekolahkan Mohamad di sekolah Eurpese Lager School (ELS) di Solo.Ketika tahun 1913 Muhammad memasuki Els di Solo,karena kesulitan bahasa Mohamad harus duduk dulu di Voorklas (kelas persiapan).Di Solo Mohamad dipondokkan di rumah seorang Belanda,De klein namanya.
Pada tahun 1915 di Sragen dibuka ELS baru.Pembukaan ELS itu memberi peluang bagi Sastromardjono Ayah Mohamad untuk memindahkan sekolah Mohamad ke Sragen.Alasannya karena pertimbangan ekonomi,biaya sekolah di Sragen lebih murah dari pada di Solo dan juga pertimbangan pendidikan di rumah.Kepindahan ke Sragen memungkinkan Sastromardjono bisa menitipkan pendidikan putranya di rumah ayahnya yaitu Zainal Mustofa dan kakaknya Imam Nasirudin,dua ulama yang dikenal keras dalam menanamkan pendidikan agama pada anak didiknya.
Zainal Mustofa dan Imam Nasirudin membiasakan anak didiknya hidup berdisiplin terutama dalam menunaikan tugas dan kewajiban beragama sehari-hari.Mohamad diasuh oleh kakeknya selama 2 tahun.Setelah kakeknya mangkat yang menggantikan peranannya
adalah pamannya.Di rumah kakek dan Pamannya,Mohamad ditanamkan fondasi keyakinan Islam dan digembleng pribadinya menjadi orang yang jujur hemat,berdisiplin,dan berkemauan keras.Dua kutub pengaruh pendidikan yang berbeda itu bergumul dalam diri Mohamad dan mempengaruhi sikap hidup dan keyakinan Mohamad dalam perjalanan hidupnya.Masa muda Mohamad,selagi pendidikan non formal di rumah masih kuat pengaruhnya untuk Mohamad sebagai seorang santri.
Pada tahun 1921 Mohamad berhasil menamatkan pendidikan ELS dengan baik dan memperoleh nilai baik untuk mata pelajaran bahasa Belanda.Mohamad kemudian melanjutkan pendidikan ke sekolah teknik di Jogjakarta.Enam bulan kemudian Mohamad keluar karena kurang cocok untuk bersekolah teknik
Sementara itu ayah Mohamad mendambakan pula putranya di kemudian hari akan menjadi seorang priyayi yang terpandang.Ayah Mohamad berniat menyekolahkan Mohamad di Pangreh Praja Bumiputera atau Opleiding School Voor Inlandse Ambtenaren (OSVIA) di Madiun.Tetapi tidak sembarang orang bisa diterima.Kemudian Ayah Mohamad mencari pertolongan pada salah seorang kenalannya.Berkat pertolongan kenalan ayahnya,Mohamad berhasil diterima di OSVIA.Pada tahun ketiga Mohamad berhasil lulus ujian Eerste Afdeeling (tingkat pertama) dan pada tahun kelima tahun 1927 Mohamad menempuh ujian Twede Afdeling (tingkat kedua atau akhir) dan hasilnya lulus.
Setamat OSVIA tahun 1927 dengan status Gediplomeerd Ambtenaar Inlandse Bestuur (GAIB) atau pangreh praja pribumi.Kemudian Mohamad diangkat magang di Distrik (kawedanan) Gorang-gareng,Madiun.Di tempat itu Mohamad bekerja melayani seorang wedana tua yang menjadi atasannya,wedana itu hasil didikan tradisionil,karenanya tidak mampu berbahasan Belanda.Keadaan itu memberi peluang bagi Mohamad yang trampil berbahasa Belanda untuk menunjukkan prestasinya.
Setahun setelah Mohamad bekerja,pada tanggal 20 November 1928 Mohamad menikah dengan Rr.Kamariatun.Perkawinan mereka membuahkan dua orang anak pada tanggal 14 September 1929 lahirnya putra pertama mereka yang bernama Rr.Himawan Soetanto.Tidak lama setelah putra pertamanya lahir Mohamad memperoleh promosi diangkat menjadi menteri polisi lapangan di Lamongan.
Kefasihan Mohamad berbahasa Belanda mempermudah komunikasi dengan atasannya yang berbangsa Belanda sehingga membuka peluang bagi kelancaran karirnya. Setelah dua tahun pada jabatan tersebut tahun 1931 Mohamad diangkat menjadi wakil kepala jaksa di Kalisosok,surabaya dan juga bertepatan dengan lahir putri kedua yang bernama Widaningsri yang lahir pada tanggal 31 januari 1931.
Rangkaian Peristiwa :.
Ketika bekerja di Surabaya Mohamad masih berumur 26 tahun,saat itu Mohamad menghadapi masa krisis sejak bekerja di pangreh raja sebagai menteri polisi dan
sebagai wakil kepala jaksa yang memberi pengaruh yang tidak menguntungkan bagi keyakinan Mohamad sebagai seorang santri.Budaya kesantrian Mohamad ditanamkan kuat di lingkungan keluarganya di Sragen mulai terkikis proses tersebut sebenarnya sudah dimulai sejak masa pendidikannya di ELS dan OSVIA yang menghembuskan budaya modern barat yang cenderung sekuler.Suasana kerja di lingkungan pangreh praja memang tidak memberi peluang bagi kesantrian Mohamad.
Dalam perjalanan pulang Mohamad mengalami kecelakaan yang mengakibatkan dadanya terbentur keras sehingga paru-paru Mohamad terganggu dan menderita batuk parah.Lalu Mohamad dirawat di rumah sakit CBZ (RSU Dr.Sutomo) di Surabaya.Setelah 4 bulan beristirahat sakitnya belum juga sembuh kemudian Mohamad mencoba berobat ke guru spiritual yaitu Mas Prawirodihardjo di Sukodono,Surabaya.
Sejak peristiwa tersebut Mohamad lalu berguru pada Prawirodihardjo.Dari guru itu Mohamad menekuni ilmu kejawen atau kebatinan.Sebagai murid Mohamad tekun dan rajin berlatih sehingga oleh gurunya dinilai sebagai murid yang terpecaya.Di malam hari Mohamad tekun berdoa,mohon ampun kepada Allah.Mohamad yang sebelumnya berhati keras dan mudah meledak amarahnya,berangsur-angsur berubah menjadi penyabar.Tanpa terasa setelah 2 tahun akhirnya Mohamad sembuh dari penyakitnya.
Setelah 4 tahun bertugas sebagai wakil kepala jaksa Kalisosok,Surabaya.Pada tahun 1934 Mohamad dipromosikan menjadi asisten wedana kecamatan Diwek,Jombang.jabatan Asisten Wedana adalah jabatan pangreh praja yang berhubungan langsung dengan rakyat di desa.Dalam menangani masalah krimial di daerahnya,Mohamad tidak jarang turun lapangan sendiri sampai ke pelosok desa.Mohamad pernah menyelesaikan kasus pembunuhan seorang Cina hanya dalam waktu dua hari dan juga menggerebeg dan meringkus perampok dalam waktu singkat.Atas prestasinya itu,pada tahun 1936 Mohamad memperoleh promosi menjadi asisten wedana kelas 1 di kota Jombang.
Mohamad menjadi Asisten Wedana kota Jombang sampai tahun 1943.Pernah dalam suatu rapat dinas dihadapan Bupati,Mohamad berani membela seorang lurah didaerahnya yang dituduh menggelapkan uang pajak bumi.Pembelaan Mohamad tersebut dinilai oleh atasannya sebagai sikap tidak loyal pada atasannya.Jabatan Asisten wedana kota Jombang tersebut Mohamad pegang sampai pada masa awal pendudukan Jepang di Jawa.Hanya satu setengah tahun Mohamad mengalami menjadi Asisten Wedana pada
masa pendudukan Jepang, tetapi dalam masa sesingkat itu banyak sekali berupa dan pengalaman baru yang dialami Mohamad.
Satu pengalaman baru bagi Mohamad di masa pendudukan Jepang adalah sebagai soncho (camat) yang terbawa pula oleh harus perubahan.Tugas soncho untuk berpropaganda bagi kepentingan penguasa Jepang.Inti propaganda sendiri adalah agar para pemuda memasuki latihan tentara Peta dalam rangka persiapan pembelaan bagi tanah air.Mohamad lambat laun termakan oleh propagandanya sendiri diam-diam tumbuh rasa patriotisme dalam diri Mohamad. Hal itu yang menjadi pendorong kuat muhammad mendaftarkan diri menjadi tentara peta pada tahun 1944.
Pembentukan peta diatur melalui surat terbuka Gatot Mangkoepradja.Sebulan setelah surat terbuka tersebut,pada tanggal 3 Oktober 1934 keluarlah surat resmi yang mengatur
pembentukan tentara peta.Akan tetapi Mohamad tidak mendaftarkan diri karena ketentuan
untuk menjadi tentara peta harus berusia 35 tahun sedangkan usia muhammad saat itu 38 tahun.Mendengar hal itu Pak Kencho (bupati) merasa kecewa karena muhammad tidak mau untuk mendaftarkan diri menjadi tentara peta.Setelah direnungkan sampailah Mohamad pada kesadaran,bahwa pembentukan tentara Peta yang lahiriahnya berguna bagi kepentingan pertahanan Jepang,pada hakekatnya juga berguna bagi kepentingan pertahanan tanah air di masa datang.Akhirnya muhammad pun mau untuk mendaftarkan diri sebagai seorang tentara Peta.
Keesokan harinya Mohamad pergi ke Surabaya untuk mendaftarkan diri.Kemudian Mohamad mengikuti tes dan hasilnya lulus.Pada awal bulan Agustus Mohamad berangkat ke Bogor untuk mengikuti latihan dan pendidikan para calon Daidancho selama lebih kurang dari 2 bulan.Pendidikan perwira dimulai bulan Agustus dan selesai pada akhir Oktober 1944.Kemudian tentara peta dipersiapkan untuk membantu tentara Jepang menghadapi kemungkinan pendaratan tentara sekutu di Pulau Jawa.Saat itu Mohamad mempunyai tugas mempertahankan garis pantai Sidoarjo dan muara sungai Porong
Setelah itu muhammad bersama keluarganya menempati sebuah rumah yang cukup besar yang terletak di depan markas daidan di Kawedanan,Buduran.Sebagai daidancho peranan Mohamad lebih memberikan pendidikan mental,semangat,dan disiplin dibanding instruksi yang bersifat teknis kemiliteran. Dua kali dalam seminggu Mohamad berpidato di hadapan anak buahnya dan semangat cinta tanah air selalu menjadi tema sentral pidato Mohamad.Pada periode Mohamad sebagai tentara peta inilah nasionalisme Mohamad terbentuk dan berkembang.
Mohamad sebenarnya tergolong pemimpin yang tidak suka banyak bicara,tetapi lebih banyak memberi contoh teladan dalam perbuatannya.Ciri kepemimpinan Mohamad diantaranya keras dalam memgang tata tertib dan disiplin,loyal, jujur,berkemauan keras,dan berpendirian teguh.Namun pernah juga sebagai komandan Mohamad bertindak keras kepada seorang bawahan yang dinilai pelanggarannya sudah keterlaluan.Dalam hal tertentu Mohamad memang bisa bersikap dan bertindak keras.
Saat itu terjadi aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh 10 orang budancho beserta anak buahnya dibawah pimpinan budancho Mukhlis.Aksi tersebut menyebabkan Chudancho Soerjoatmodjo kehilangan satu shodan anak buahnya kemudian chudanco soerjoatmodjo melapor kepada Daidancho Mohamad.Mohamad yang dilapori kasus tersebut amat terkejut dan marah.Kemudian Mohamad langsung bertindak bijaksana dan menyelesaikan masalah itu dengan baik dengan dibantu para sidokan.
Kemudian terdapat pengumuman pembubaran Peta.Pengumuman itu disambut gembira oleh para prajurit peta yang telah lama mendambakan kebebasan.Akan tetapi Mohamad menerima berita tersebut dengan perasaan bercampur.Setelah daidan Peta Buduran dibubarkan.Kemudian pada tanggal 25 Agustus 1945 atas inisiatif pemuda diselenggarakan rapat Pembentukan KNI di Gedung Nasional Indonesia.Rapat tersebut menghasilkan Doel Arnowo sebagai ketua.Aktivitas KNI Surabaya pertama adalah mengeluarkan maklumat pada tanggal 28 Agustus yang berisi seruan agar peenduduk Surabaya mulai tanggal 29 hingga 31 Agustus mengibarkan bendera kebangsaan Sang Merah Putih guna menyambut Sidang pembukaan KNIP.
Setelah beberapa hari tinggal di Buduran kemudian Mohamad memperoleh panggilan dari ketua KNI karesidenan Surabaya.Tanpa disadari kepergiannya dilibatkan dalam kancah Revolusi Surabaya.Aktivitas Mohamad dalam revolusi dimulai pada tanggal 2 September dan menghadiri rapat di Jalan Kaliasin yang diselenggarakan oleh KNI.Dalam rapat tersebut Doel Arnowo menunjuk Mohamad sebagai wakilnya.Disamping jabatan tersebut,Mohamad juga menjadi seketaris KNI kota Surabaya.
Dalam pertemuan di GNI Bubutan untuk membentuk BKR yang diketuai oleh Drg.Moestopo.Saat itu Mohamad terpilih menjadi Bendahara BKR.Kemudian juga dibentuk Tentara Keamanam Rakyat (TKR) pada tanggal 5 Oktober 1945.Dalam pembentukan itu Mohamad menjadi Kepala Urusan Angkatan Darat.Selaku kepala Urusan Angkatan Darat,Mohamad pertama-tama memusatkan perhatiannya pada progam pembentukan TKR.
Setelah itu terjadi peristiwa pengepungan gudang senjata Don Bosco yang terjadi pada tanggal 30 September 1945.Kehadiran Mohamad di tengah massa pemuda Don Bosco itu bukan disengaja melainkan untuk siaga di Markas BKR dan melakukan peninjauan keliling kota.Saat tengah malam Mohamad melakukan peninjauan keliling kota dengan mobilnya,namun Mohamad tertahan massa yang sedang memadati jalan Tidar.Saat itu juga
datang Bung Tomo untuk meredam massa.Setelah itu Mohamad pun ikut membantu .Oleh sebab itu kedua pemimpin tersebut menempuh dengan jalan damai melalui perundingan.
Pada tanggal 1 Oktober terjadi pertempuran perebutan senjata Jepang di Surabaya yang menelan banyak.Korban.Setelah berakhir pertempuran itu tanggal 2 Oktober.Kemudian Mohamad diundang tampil dalam media pers.Dalam wawancaranya Mohamad menegaskan bahwa perlawanan serentak rakyat Surabaya terhadap penguasa Jepang terjadi karena hati rakyat telah dilukai dan dihina itu yang menjadi sebab langsung dari perlawanan tersebut.Setelah kejadian tersebut Mohamad yang diserahi tugas
jabatan dan tanggung jawab sebagai bendahara BKR harus berfikir keras mencari dana bagi BKR khususnya bagi perjuangan Rakyat Indonesia.
Selanjutnya Mohamad memperoleh informasi bahwa di gedung Bank Escompto
Surabaya tersimpang uang peninggalan Pemerintah Hindia Belanda yang disita Jepang.Saat itu juga Mohamad sebagai bendahara BKR ditugaskan oleh Moestopo untuk menggedor bank tersebut.Dalam waktu singkat Mohamad berhasil memindahkan uang itu ke markas BKR di
surabaya.Kedudukan Mohamad sebagai bendahara BKR dipercaya untuk memegang dana.Dampak positifnya karena Mohamad mempunyai pengaruh besar di kalangan
organisasi bersenjata di Surabaya.
Malam hari,Mohamad selaku pimpinan BKR diam-diam melakukan pengintaian di sekitar markas dan tangsi tentara Inggris.Mohamad berfirasat kuat bahwa pertempuran pasti akan pecah karena ulah Inggris yang provokatif.Pada malam hari tanggal 28 Oktober 1945 terjadi peperangan antara rakyat Surabaya dengan Inggris.Saat itu Mohamad tengah mengamati jalannya pertempuran dan menyaksikam secara langsung pertempuran di Simpang Gubeng.
Selanjutnya pada tanggal 30 Oktober Mohamad menghadiri Rapat pertemuan dengan presiden Soekarno yang dihadiri Moestopo dan Bung Hatta.Setelah rapat selesai secara de facto Mohamad menggantikan kedudukan Moestopo,bersama Soengkono mewakili TKR dalam forum perundingan dengan pihak Inggris.Setelah dicapainya persetujuan tadi,kemudian Mohamad menaiki mobil bersama dua orang perwira staf Mallaby.Ternyata mobil itu berjalan menuju gedung Internatio di Jembatan Merah dan disana Mohamad disandera.Selama Mohamad disandera terdapat berbagai kabar burung mengenai nasib Mohamad.Akhirnya berita tersebut terjawab ketika siang harinya Mohamad kembali ke rumah dengan selamat.
Hanya semalam Mohamad beristirahat di rumah.Kemudian Mohamad kembali terlibat kesibukan sebagai anggota kontak biro.Rapat-rapat Kontak Biro diselenggarakan di kantor Gubenuran atau di salah satu persimpangan Batavia we (jalan Jakarta).Kemudian Mohamad menghadiri pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 15 November 1945 di Wonocolo.Pokok pembicaraannya adalah masalah perlunya koordinasi yang baik antara para pimpinan pasukan dan Mohamad terpilih menjadi ketua umum DPRI.Terdapat berbagai alasan Mohamad terpilih menjadi sebagai Ketua DPRI salah satunya karena integritas Mohamad yang tidak diragukan lagi sebagai seorang nasionalis.Sebagai Ketua DPRI Mohamad memilih Wonocolo sebagai tempat kedudukan markasnya.
Setelah itu terjadi pertempuran di Surabaya.Secara rutin Mohamad melakukan inspeksi ke garis depan.Saat berdiri asik mengamati situasi front terdepan,tiba-tiba berjatuhan peluru mortir Inggris disekitar Mohamad.Meskipun demikian,Mohamad sempat jatuh
terkapar tidak sadarkan diri.Beberapa hari setelah luka-luka,Mohamad lalu menghadiri Rapat DPRI di Kediri.Rapat tersebut membicarakan masalah koordinasi pertahanan dalam tingkat yang lebih luas.Tak lama setelah rapat kediri itu,Mohamad diangkat menjadi kepala Komandemen TKR Jawa Timur dengan pangkat Jenderal Mayor melalui surat pengangkatan tanggal 19 Desember 1945.
Saat Mohamad menjadi Ketua DPRI Mohamad sempat diculik oleh Sabarudin pada bulan Januari 1946.Latar belakang Sabarudin menculik Mohamad karena tidak senang dan juga ada permasalahan keuangan. Alasan lain karena tidak ada pihak yang berani menindaknya.Kemudian Mohamad menegur dan menindaknya.Tetapi keberanian Mohamad harus dibayar mahal.Kemudian Mohamad diculik dan dibantai hingga nyaris tewas.Resimen Surachmad ditugaskan untuk membebaskan Mohamad dari tangan Sabarudin.Setelah Mohamad diselamatkan kemudian langsung dibawah ke Kediri dan di dirawat di rumah Dr.Koesen.Setelah kurang lebih seminggu dirawat di Rumah Sakit,luka luka Mohamad
berangsur-angsur sembuh.
Kemudian Mohamad pergi ke Yogyakarta untuk memohon pada panglima Sudirman untuk ditugaskan kembali di Front.Setelah itu Panglima Sudirman mengabulkan permohonan Mohamad,kemudian ditugaskan meninjau front di Semarang sambil bertugas mengedrop dana bantuan bagi perbekalan pasuka di front.Hampir sebulan Mohamad bertugas di Front berkeliling untuk meninjau 4 sektor di Semarang.
Sepulang dari Semarang,kemudian kembali ke Jombang dan menduduki posnya yang lama di front Mojokerto.Kemudian Mohamad dipanggil ke Yogya tepatnya pada tanggal 20 Mei 1946 diangkat sebagai Kepala Staf Pertahanan. untuk memangku jabatan baru sebagai kepala Staf Menteri Pertahanan RI.Sebagai Pejabat Kementrian pertahanan,Mohamad berkantor di Sebuah gedung sekolah bertingkat di jalan Widoro,dekat Kali Code.
Mohamad sesungguhnya adalah seorang birokrat sejati,meskipun sehari-hari Mohamad bergaul rapat dengan para pejabat yang beraliran tertentu.Mohamad tetap tak bisa dipengaruhi oleh aliran politik tertentu.Saat Mohamad menjabat sebagai staf Menteri Pertahanan RI.Kemudian Mohamad menghadiri acara pertemuan perkenalan antara Menteri Pertahanan dengan para pejabat baru militer.Dalam acara itu hubungan Mohamad dengan Amir Syarifuddin semula berjalan akrab,sampai suatu ketika nanti terjadi suatu kasus yang menyebabkan keretakan hubungan mereka.Masalahnya yaitu atas kasus senjata selundupan
yang secara tidak langsung Mohamad terkait dalam hal itu.Kemudian Mohamad harus merahasiakan tugas itu kepada Amir.Akan tetapi lama kelamaan Amir mengetahuinya.Sejak saat itu hubungan Mohamad dengan Amir tidak akrab lagi.
Permasalahan tersebut berakhir,kemudian Mohamad ditarik bertugas di MBT sebagai penasehat Panglima Sudirman di bidang Militer.Selama bertugas di Yogyakarta,Mohamad bersama keluarganya bertempat tinggal di rumah dinas Jl.Winongo 1 .Sebagai seorang penasehat,Mohamad sering bertugas mendampingi Panglima Besar melakukan inspeksi pasukan ke daerah atau ke front.Dalam kaitan inilah Mohamad pernah ditugaskan mewakili Jenderal Soedirman mendampingin presiden melakukan inspeksi ke Jawa Timur.Perjalanan
beberapa hari ke jawa timur itu meninggalkan kenangan yang membekas dalam hidup Mohamad,bukan saja karena perjalanan melainkan mengakrabkan Mohamad dengan Bung Karno.
Saat Mohamad menjadi perwira staf,Penasehat Panglima Besar,Mohamad terkena rasionalisasi yang membuat Mohamad diturunkan menjadi kolonel dengan status sebagai Perwira Cadangan.Setelah Mohamad membaca surat keputusan Mohamad merasa terpukul harga dirinya.Dalam menghadapi cobaan hidup Mohamad akhirnya mengambil sikap sumarah atau berserah diri.Belum sebulan pada tanggal 1 juli 1 948,Mohamad diangkat menjadi pegawai tinggi tingkat IV pada kementrian Dalam Negeri RI.
Pada tanggal 12 Juli 1949 Mohamad diangkat menjadi Reverendaris golongan VI/
B,dan sebulan kemudian Mohamad diangkat menjadi Bupati VI/C .Dikemudian hari Mohamad ditugaskan untuk menjadi Walikota darurat di Madiun yang saat itu dikuasai oleh pemberontak.Disana Mohamad menyaksikan akibatnya kekejaman perang saudara yang dilakukan oleh PKI.Pada Minggu siang sekitar pukul 14.00 tentara Belanda tiba di depan rumah Mohamad.Mereka membujuk agar Mohamad mau diangkat menjadi Bupati dengan
iming iming gaji yang besar.Akan tetapi Mohamad menolaknya bahwa Mohamad ingin menjadi warga negara Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat.Akibat penolakannya itu Mohamad dibawa ke Wirogunan.Disana Mohamad ditaham kurang lebih 40 hari.
Pada tanggal 1 Februari 1950,Mohamad diangkat menjadi Bupati Ponorogo pada skala kepangkatan Golongan VI/C.Sejak itulah Mohamad menyandang nama tua yaitu Mohamad Mangoendirodjo yang artinya "Membangun Pemerintahan” dan bisa juga berarti “Membangun Derajat”.Setelah lima tahun bertugas di Ponorogo,pada tanggal 1 November 1955,Mohamad memperoleh promosi,diangkat menjadi Residen Lampung dengan skala kepangkatan Golongan VI/E.Nama Mohamad sebagai Residen Lampung menjadi terkenal karena kebijaksanaan drastisnya dalam menangani kasus perdagangan beras di daerah tersebut.Mohamad telah pensiun sebagai Residen Lampung terhitung sejak 1 Juli 1962 dengan pangkat terakhir Golongan FVI.
Masa pensiun baginya tidak mengandung arti pensiun ,yang pension secara formal hanyalah kegiatannya selaku pegawai negeri.Aktivitas Mohamad tidak mengenal pensiun baik aktivitas di bidang politik,social maupun bidang keagamaan.Mohamad mengikuti organisasi Nadlatul Ulama(NU).Tidak berselang lama Mohamad keluar lalu mengikuti organisasi Golongan Karya(Golkar).Saat menjadi anggota Golkar Mohamad terpilih menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai utusan daerah Lampung.
Sejarah kehidupan spiritual Mohamad mengalami masa pasang dan surut.Pada tahun 1962 Mohamad berhasil membangun Masjid yang diberi nama Masjid Al-Furqon. Pada masa senja usianya,Mohamad memperoleh pengakuan dan penghargaan dari Pemerintah RI.Pada tanggal 14Agustus 1986 di Istana Negara,Mohamad dianugerahi Bintang Mahaputera langsung dari Presiden Soeharto sebagai penghargaan tertinggi atas jasa-jasanya yang luar biasa terhadap Negara dan Bangsa Indonesia.Disamping tanda kehormatan tersebut,Mohamad juga memiliki 6 tanda kehormatan dan tanda jasa lainnya diantaranya Tanda Jasa Bintang Gerilya dan Tanda Jasa Kehormatan Satyalantjana Karya Sastra Tingkat II
Re-Orientasi :
Pada tanggal 5 Januari 1988 saat Mohamad berusia 83 tahun,Mohamad menderita penyakit tumor hati (hematoma) yang dideritanya hampir setahun.Pada hari selasa Kliwon,13 Desember 1988 pukul 15.05 WIB Mohamad wafat dalam usia hampir genap 84 tahun.Peran R.Mohamad dalam revolusi di Surabaya memang tidak semenonjol peran Bung Tomo sebagai tokoh nasionaldan bila diukur besar jasa dan pengabdiannya juga tidak melebihi dari tokoh-tokok Surabaya.Meskipun demikian Mohamad memiliki kisah-kisah pengalaman unik dan dramatis
Dari kisah R.Mohamad kita juga memperoleh gambaran tentang Mohamad dari seorang pangreh praja yang umum dikenal oleh aparat Kolonial Belanda.Kemudian mengalami proses metamorphose di jaman Jepang melalui lembaga Tentara Peta,lalu menjelma menjadi seorang Indonesia yang mendambakan Indonesia merdeka dan kemudian menjadi seorang Republikein yang anti Belanda.
R.Mohamad sosok yang berjuang gigih dan tabah meskipun berkali-kali berhadapan dengan ancaman maut.Sepak terjang R.Mohamad sebagai seorang tokoh Angkatan 45 Surabaya.Beliau termasuk sosok yang rendah hati,Meskipun demikian nama dan peran Beliau ternyata tercatum dalam sejumlah buku yang mengisahkan revolusi 1945 di Surabaya.Sepatutnya perjuangan beliau dijadikan suri teladan bagi kita semua dan juga sebagai sumber inspiratif dan edukatif bagi generasi mudah dalam meneruskan perjuangan bangsa untuk mencapai cita-cita bersama.
Semoga bermanfaat :)

Menginspirasi
BalasHapusAssalamualikum ,mohon maaf sebelumnya apakah masih ada kak buku ini.kalau ada boleh kah saya membelinya saya mau mengangkat tokoh ini menjadi skripsi saya dan buku ini menjadi salah satu referensinya saya sudah cari kemana2dan suda tidak ada stok lagi. Kalau kakak berkenandi jual hubungi saya kak :08980831236
BalasHapusAssalamualikum ,mohon maaf sebelumnya apakah masih ada kak buku ini.kalau ada boleh kah saya membelinya saya mau mengangkat tokoh ini menjadi skripsi saya dan buku ini menjadi salah satu referensinya saya sudah cari kemana2dan suda tidak ada stok lagi. Kalau kakak berkenandi jual hubungi saya kak :08980831236
BalasHapus